- Bundafest 2024 Tampilkan Wajah Baru dan Lebih Segar
- Yayasan Jantung Indonesia Ikut Serta Dalam GAMMA World MMA Championships 2024
- Sheraton Surabaya, Hadirkan Perayaan Penuh Makna Sambut Natal
- Tepis Replik JPU, Penasihat Hukum Michael Bakal Lapor Kejagung
- Polres Blitar bagikan makanan sehat untuk anak SD
- Kota Madiun raih tiga penghargaan Top Digital Awards 2024
- Gus Miftah mundur dari Utusan Khusus Presiden Prabowo
- Kota Mojokerto Pertahankan Predikat Kota Terinovatif di IGA 2024
- Pemkot Mojokerto Gelar Gebyar Hadiah Pembayaran PBB-P2 Tahun 2024
- Sebut Kasus Penggelapan Rp12 M Ranah Perdata, PH Minta Herman Dibebaskan
PLTMH Bendungan Tugu Di Kota Trenggalek
PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro) merupakan salah satu pembangkit listrik yang bersumber dari air yang mengubah energi potensial air menjadi energi listrik yang menggerakkan turbin dan memutar generator mengubahnya menjadi energi listrik. Mekanismenya sama dengan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) yaitu memanfaatkan arus air, namun PLTMH memanfaatkan arus air bersekala kecil. Contohnya seperti aliran sungai, aliran danau, aliran kolam, bahkan aliran waduk dan bendungan pun masih tetap bisa dengan meminimalkan debit air yang keluar.
Bendungan Di Trenggalek
Baca Lainnya :
- Jadi Pilot Project Kampung Tanggap Kebakaran, Kasatpol PP & Lurah Gunung Gedangan Jadi Petugas Damka0
- Caleg Terpilih Ricky Sangkal Pernah Ancam Hartono 0
- SILPA Kota Mojokerto 2023 Tipis, Sunarto ; Jangan Pangkas Anggaran Dewan0
- Lepas Keberangkatan 3 Kloter Jamaah Calon Haji, Bupati Ikfina Sampai Naik Bus0
- Akselerasi Panel Surya Sebagai Sumber Energi untuk Tercapainya SDGs0
Di Kota Trenggalek sendiri sekarang memiliki dua bendungan, yaitu Bendungan Tugu yang sudah siap beroprasi dan Bendungan Bagong yang sekarang masih dalam tahap proses pembangunan. Pada tanggal 30 Nopember 2021 Presiden RI Ir. Joko Widodo meresmikan bendungan Tugu di Kota Trenggalek. Bendungan Tugu terletak di Jalan Trenggalek-Ponorogo, Desa Nglinggis, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek. Proyek Strategis Nasional (PSN) ini menelan anggaran hingga 1,69 Triliyun, membengkak hampir empat kali lipat dari rencana awal yang di perkirakan hanya menghabiskan 500 Miliyar. Ini di akibatkan karena ada persoalan tentang pondasi dan kerusakan akibat longsor yang terjadi di beberapa titik. Daya tampung bendungan yang mencapai 12 juta meter kubik air di targetkan mampu mengirigasi lahan pertanian hingga 1.200 hektare lebih. Sumber air utama dari Bendungan Tugu berasal dari Sungai Keser yang bersumber dari Pegunungan Wilis. Sehingga di musim kemarau pun aliran air tidak akan kering. Pemanfaatan bedungan ini tidak lepas dari penggunaan pembangkit listrik. Yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang mampu menghasilkan tegangan listrik hingga 8 Gigawatt. 0,4 Megawatt untuk listrik yang di hasilkan oleh PLTMH dan 7,5 Gigawatt untuk listrik yang dihasilkan oleh PLTS. Namun untuk PLTS itu sendiri masih akan dilakukan tahap analisis dan dengar-dengar akan di di buat menjadi PLTS apung.
Pemanfaatan PLTMH Bendungan Tugu
Pemanfaatan pembangkit listrik ini sekarang kemungkinan sudah berjalan bagaimana semestinya. PLTMH itu sendiri merupakan permintaan dari Pak Nur Arivin selaku Bupati Kota Trenggalek yang di setujui oleh Direktur PPISDA KemenPUPR Ir. Arvi Argyantoro, MA, mengingat karena Bendungan Tugu menjadi salah satu aset Kementrian PUPR. Energi listrik yang di hasilkan dari PLTMH akan di alirkan ke rumah-rumah yang ada di Kota Trenggalek. Selain di gunakan untuk sumber energi listrik bagi warga sekitar, PLTMH Bendungan Tugu juga di harapkan dapat membantu Pemerintah dalam menghasilkan bauran energi sesuai target pada tahun 2025 sebesar 23 persen jaringan listrik berasal dari energi baru dan terbarukan.
PLTMH ini juga dapat difungsikan di jaringan irigasi di desa sekitar bendungan. Tujuan dari penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di jaringan irigasi adalah untuk menunjang pembangunan pedesaan di sekitar melalui peningkatan taraf sosial-ekonomi masyarakat desa sekitar bahkan Kota Trenggalek. Dengan ini, warga desa sekitar juga di untungkan dengan sumber listrik mampu menyediakan listrik untuk pompa air yang digunakan untuk mengairi sawah, meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan masyarakat setempat. Penggunaan energi mikrohidro sebagai salah satu alternatif energi sangatlah tepat karena ramah lingkungan karena tidak menggunakan BBM, sehingga harga jual listriknya bisa lebih kompetitif dan murah. Walaupun daya yang dihasilkan PLTMH berkisar antara 10-500 KW akan tetapi sangat membantu masyarakat yang kesulitan mendapatkan sumber listrik.
Potensi Akibat Adanya PLTMH Bendungan Tugu
Menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) memiliki berbagai potensi dan manfaat yang dapat diperoleh, baik dari segi energi, ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Untuk dari segi energi, potensi yang bisa di peroleh yaitu sumber energi terbarukan yang berkelanjutan, pasokan energi listrik yang stabil, sumber energi yang ramah lingkungan, dan efisiensi energi. Jadi ini bisa menjadi sumber energi alternatif dengan biaya operasional yang terbilang murah. Sehingga masyarakat menegah ke bawah Kota Trenggalek bisa mendapatkan energi listrik.
Dari segi ekonomi dan sosial berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatanya produktivitas pertanian masyarakat sekitar. Potensi dari segi lingkungan yaitu berkurangnya emisi gas karbon karena PLTMH merupakan sumber energi yang bersih dan tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca, sehingga membantu mengurangi jejak karbon dan mitigasi perubahan iklim. Terjaganya keanekaragaman hayati yang ada di sekitar agar tetap terjaga apabila di kelola dengan baik dan benar.
Kelebihan dan Kekurangan dari PLTMH
Kelebihan:
Sumber Energi Terbarukan yang Berkelanjutan
Bersumber dari energi alami yaitu energi potensial dari air yang mengalir terus menerus, sehingga menyediakan sumber listrik yang berkelanjutan.
Pasokan Energi yang Stabil
Konsistensi energi listrik yang di hasilkan cenderung tinggi, karena aliran air yang dari Bendungan Tugu yang air nya melimpah. Ini di sebabkan juga karena sumber air dari bendungan yang bersumber dari mata air Pegunungan Wilis yang tak kering walaupun musim kemarau.
Ramah Lingkungan
Karena sumber energi pembangkit listrik ini dari energi potensial aliran air, jadi tidak menimbulkan polusi udara maupun polusi air.
Biaya Operasional Murah
Setelah biaya instalasi awal, biaya operasional dan pemeliharaan PLTMH relatif rendah, karena sumber energinya gratis dan tidak tergantung pada pembelian bahan bakar.
Kekurangan:
Memerlukan Lokasi yang Tepat
Pembangunan PLTMH memerlukan pemilihan lokasi yang terdapat aliran sungai yang bersumber dan tidak kering saat terjadi musim kemarau.
Dampak dari Proses Pembangunan
Karena proses pembangunan PLTMH biasanya di lakukan pembukaan lahan di daerah aliran sungai, sehingga berdampak negatif bagi lingkungan lokal, kerusakan hayati, dan bisa menyebabkan tanah longsor.
Biaya Awal yang Tinggi
Meskipun biaya operasional PLTMH relatif rendah, biaya awal untuk merancang, membangun, dan memasang infrastruktur PLTMH dapat menjadi sangat tinggi, terutama untuk proyek-proyek dengan kapasitas besar. Itulah penyebab pembangunan Bendungan Tugu untuk PLTMH mengalami pembengkakan hampir empat kali lipat dari prediksi biaya awal.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang di bangun di Bendungan Tugu, menjadi aset dan sumber energi terbarukan yang berkelanjutan yang sangat menguntungkan. Saya berharap dengan adanya PLTMH ini di Trenggalek menjadikan energi listrik bisa di jangkau oleh semua kalangan dan memajukan perekonomian masyarakat dalam sektor pertanian.